03 Desember, 2008

MENYONGSONG PILPRES 2009 : "DemoCrazy" Ala Indonesia???


Barrack Obama Baru saja terpilih sebagai Presiden Adidaya / Amerika (USA )Yang Penuh Sensasi. Begitu Mantan Anak Menteng ini terpilih, begitu Banyak pula Mata dari berbagai belahan dunia yang terbelalak menyaksikannya. Begitu Banyak pula kenaikan oplah Media Massa yang tentu sangat menguntungkan para raja Media di seluruh dunia. Hanya dengan 2 orang kandidat, Pilpres USA telah menyita perhatian ber-milyard-milyard manusia.

Mengapa Barrack Obama dapat membuat gebrakan sejarah yang sedemikian hebatnya???

Selain sebagai orang NEGRO/KULIT HITAM pertama yang menjadi presiden di Negara mayoritas Kulit Putih, Obama juga merupakan Hasil Perkawinan silang dari 2 budaya berbeda yang barangkali (konon, keturunan NEGRO Afrika adalah bekas Budak)tidak pernah membayangkan dapat melangkah ke gedung Putih.

Dimulai dari talenta kecerdasan yang diturunkan dari ke-dua orangtuanya (Obama,Sr : Mahasiswa Kenya yang mendapatkan Beasiswa Belajar di USA dan Ibunyanya juga Peserta Bea Siswa), Alumnus Harvard University ini menapak-kan kakinya di ranah politik dan menjadikannya sebagai senator ke-4 dari Turunan Afro Amerika.

Gebrakan-gebrakan yang dilakukannya benar-benar memikat hati rakyat USA. Juga kondisi "alam" demokrasi yang begitu Kondusiv, sangat menunjang perkembangan karier politik Obama. Meski termasuk Minoritas, keturunan budak, hasil pernikahan silang, dsb... Hal-hal tersebut tidak mempengaruhi Publik USA untuk memilih figur yang dimiliki Obama menjadi Presiden mereka.

Apa Faktor yang membuat rakyat USA memilih Obama???

Masih segar dalam ingatan kita, dalam perebutan singgasana ke-presiden-an, Obama dari Partai Demokrat harus "menyingkirkan" dulu kompatriotnya;Hillary Clinton. Kemudian "Veteran Tua" Jenderal Mc Cain dari Partai Republik.

Krisis Global yang diawali di USA, dimulai dengan rontoknya Lehman Brothers, dijadikan Obama sebagai "Senjata" untuk menaklukkan sang Jenderal. Program-program kampanye Mc Cain yang "asal-asalan" di tanding-i nya dengan Program Kampanye yang lebih RASIONAL dan memihak Kelas Menengah dan Rakyat di akar Rumput.

Tidak seperti Mc Cain (Mempunyai 9 Rumah & Apartemen Mewah; Beristrikan Putri Konglomerat Produsen Beer), Obama cepat menanggapi Krisis yang sangat memukul ekonomi masyarakat Menengah ke bawah. Dia Tampil dengan Progaram-program Ekonomi yang "MUMPUNI & MENGGETARKAN" calon pemilihnya. Harapan akan datangnya KECERAHAN ditumpukan para pemilihnya ke pundak Presiden Termuda USA ini.

BAGAIMANA DENGAN INDONESIA ???

Keberhasilan produk Reformasi dengan memposisikan Publik Langsung sebagai penentu Pemimpin negara ini telah menciptakan berdirinya Banyak Partai politik (sebelumnya hanya 2 Parpol dan 1 Golkar)yang boleh mengikuti PEMILU. Juga adalah SEJARAH.

Setiap PARPOL ini berhak mengusung calon/kandidat Presiden&Wapres menuju Pilpres 2009. Dan Masyarakat yang berhak mendapatkan hak milih akan bebas memilih calon mana yang akan dia pilih. Pemilihan Presiden (PILPRES) tidak lagi hak anggota DPR/MPR meski untuk dapat meloloskan CAPRES masing-masing Parpol harus mendapatkan minimal 20% suara.

Masalahnya sekarang adalah Figur yang diwakilkan Parpol-Parpol ini apakah sudah benar-benar mewakili aspirasi rakyat Indonesia dalam mencari pemimpin yang sesungguhnya???? Apalagi, segala janji-janji manis yang kita saksikan sehari-hari dalam layanan iklan di Media Elektronik, cenderung "Mengulangi" Slogan dan Tema yang "itu-itu" saja. Seperti : Pengobatan Gratis,Pendidikan Gratis,Penciptaan Lapangan Kerja,Pengurangan Kemiskinan, dll. Tema Kampanye yg demikian telah "BASI" di telinga rakyat. Para CAPRES-CAPRES ini cenderung berpola fikir "ANGKUH & MERENDAHKAN " dalam menilai Rakyat Indonesia (Yang Notabene adalah penentu).

Rakyat, mereka ibaratkan seolah-olah : Bodoh, Udik, Kampungan, Miskin, lemah, Lunglai, Pasrah, Sakit Jiwa, Sekarat dll
Mereka lupa bahwa Rakyat Indonesia adalah Para Anak Cucu Pejuang, yang bersama-sama mendirikan Republik tercinta ini. Pekerja Keras, Patuh, Bermartabat, Bersemangat, Bermimpi akan Masa Depan yang cerah dan Percaya akan Tuhan. Hanya, sifat-sifat itu perlahan sudah mulai luntur seiring keteladanan yang mereka lihat tidak ada lagi. Para Anggota DPR yang mewakili mereka di DPRD II,I dan SENAYAN sudah "KELUPAAN" dengan amanat yang dibawanya dari Rakyat.

Saat ini, Ratusan Ribu "POLITISI" bersiap merebut 15.750 "KURSI EMPUK" di DPRD Kab/Kota Tingkat II seluruh Indonesia. Puluhan ribu lainnya berusaha merebut 1.998 kursi DPRD Tgkt I. Ribuan orang bersaing menuju 560 Kursi DPR di Senayan.

Suasana Hiruk-pikuk kian terasa dengan perebutan 132 Kursi DPD, 466 Bupati/WaBup dan 32 Gubernur dan Wagub.

Tahukah Anda, Sebagai buah REFORMASI, Indonesia menyelenggarakan 504 Pemilu setiap 5 Tahun. Artinya, 101 Pemilihan setiap 1 Tahun atau lebih dari 8 Pemilu setiap bulan atau 2 Pemilu setiap Minggu. Yang Berarti, tiap 4 Hari akan ada terjadi 1 Pemilu di suatu tempat dalam Wilayah Indonesia...!!!!

Dalam suatu perbincangan di sebuah stasiun TV, seorang yang mencalonkan diri menjadi CALEG dari suatu PARPOL buka mulut telah mengeluarkan hampir 200 juta Rupiah untuk melengkapi pencalonan-nya ke Parpol tsb.

Mari kita berandai-andai, seandainya jumlah Caleg yang ikut dalam perebutan kursi di Dewan Perwakilan berjumlah 100.000 orang, Total biaya yang masuk ke Parpol adalah 20.000.000.000.000 (Terbilang : 20 Trilyun Rupiah)...!!!!!

Dan kalau 1 Pasangan Calon Bupati,Walikota dan Gubernur harus merogoh
Rp.1.000.000.000. untuk mendukung pencalonannya, Bagaimana kalau ada 3000 pasangan dalam merebut 600 lebih jabatan tsb ???? Jumlahnya sekitar Rp 3.000.000.000.000. (Terbilang : 3 Trilyun Rupiah).

Kalau Dana tersebut dipergunakan untuk mendirikan suatu pabrik Pupuk yang bermodalkan 1 Trilyun per 1 Pabrik. Akan berdiri 23 Pabrik Pupuk di Indonesia setiap 5 tahun. Petani kita tidak akan kekurangan Pupuk setiap saat. Swasembada bahkan expor pangan akan kita nikmati.

Kalau dana tersebut dipergunakan untuk menambah sekolah TK,SD, SMP, SMU dan Universitas yang kelima-nya butuh 2,5 Milyard. Akan berdiri dengan megahnya 9.200.000
Gedung Megah untuk Pendidikan anak bangsa setiap 5 Tahunnya. Tidak akan ada lagi murid yang kena hujan saat belajar.

Silahkan berandai-andai dengan bidang lainnya...

Selain hiruk pikuk berpolitik, peredaran dana yang cukup besar ini tentu juga akan menghidupkan roda perekonomian (bila tidak mengendap di bawah kasur pemilik Parpol).
Industri Sablon Kaus, Gambar cetak caleg, iklan-iklan dsb akan lebih marak.

Tetapi yang lebih marak lagi, mungkin benturan 2 atau lebih Massa pendukung masing-masing Partai yang tak mungkin tidak akan terjadi.

Ditengah krisis yang sekarang melanda, dengan pluralitas keragaman rakyat, isu sensitif akan membuat percikan menjadi semakin tak terkendali apalagi dalam suasana kampanye pengerahan Massa. Ini sudah sering terjadi dan menjadi pemandangan lumrah dalam setiap PEMILU.

Keberadaan Partai Politik yang berjumlah lebih dari 30-an dan mengusung masing-masing kandidat sudah dalam tahap penetapan Daftar Calon Tetapnya. Sementara itu, mekanisme persentase dalam electoral Treshold penentu Parpol dalam mengusung Capres masih dalam perdebatan.

Tetapi kita telah mulai disuguhi dengan tampilan "BERSIH" beberapa kandidat yang "Tak mampu menahan Diri" ingin menapak RI-1. Dengan Jargon-Jargon yang dari tadi saya sebutkan sudah "basi".

Saran Saya untuk Capres Yang Ingin maju dalam Pilpres 09, Cobalah buat Jargon Kampanye yang tidak mengekor, basi, ataupun Asal-asalan. Buatlah yang Masuk Akal dan realistis. Tetapi dibalik semua itu, pertama-tama, anda harus Punya Kecerdasan untuk menyingkirkan saingan anda secara fair, memiliki pesona kharisma menarik konstituen pemilih, inovatif dalam melihat kemauan rakyat, punya integritas tinggi akan kemajuan bangsa dengan segala kebhinnekaannya dan ingat, jangan mempertentangkan dikotomi Mayoritas - Minoritas baik dari segi Keyakinan, Budaya, Domisi/Daerah dsb.

Bisa saja anda Berkampanye, misalnya mengusung tema : "Pegurangan Angka Pengangguran".
Tetapi, deskripsikan secara jelas Langkah2 apa yang anda akan perbuat dalam mewujudkan hal tersebut.

Saya Punya Ide, Misalnya Tema Pengurangan Angka Pengangguran, dengan cara :

1. Membebaskan segala biaya-biaya administrasi Kependudukan untuk pengurusan
KTP,PASPORT&VISA, Ongkos Pesawat, dst bagi para Calon TKI (Pria&Wanita) yang
ingin Bekerja di Luar-negeri.

2. Memberikan Tempat / Posisi Pekerjaan yang sesuai bagi Penyandang Cacat
Terutama sebagai PNS, BUMN dan BUMD.
Misalnya : Orang yang cacat kakinya,Untuk Teller Bank, Jalan-Jalan Tol dan
sejenisnya.

3. Mendirikan Perusahaan-Perusahaan (Dari Uang Tangkapan para Koruptor)
yang mengutamakan Rakyat TEMPATAN sebagai karyawann/wati-nya.

4. Mewajibkan setiap Produk Asing yang dijual / dipakai lebih dari 1 juta
Penduduk, mendirikan unit produksinya di Indonesia.Mis: NOKIA

5. Menjaga keberlangsungan Pasar-pasar Tradisionil.

6. Memberikan Pinjaman peralatan Kapal Modern dan Pelatihannya untuk Nelayan
di seluruh Pesisir wilayah Nusantara. (Dana Dari Brg seludupan)
7. Memberangkatkan dan membiayai 1 Juta Orang Mahasiswa Tingkat Akhir/Tahun
untuk belajar di Luar Negeri (dana dari Perusahaan ROKOK)
8. Menghentikan Kebijaksanaan Kerja Kontrak dan membubarkan Outsorching
9. Menghentikan kebijaksanaan Kesepakatan Kontrak kerja yang lebih dari
10 Tahun. Mis : PT.Inalum di Sumut (expor 100% ke Jepang) selama lebih 30Thn
10.Memberdayakan Lahan-Lahan Kritis dan Yang dibiarkan, menjadi Lahan Produktif
dengan pola tanam dan budidaya tanaman yang siap berkompetisi di pasar Global.
11.Meng-intensifkan kembali Program Keluarga Sejahtera Berencana.
12.Melokalisasi Perjudian dan Pelacuran.
(Ke-2 Penyakit masyarakat ini tidak dapat mustahil dihilangkan selama ada manusia
di muka bumi,Karena ini sudah ada sejak zaman nabi2)
dengan syarat-syarat dan ketentuan tertentu.
13.Pengelolalan secara Proporsional untuk Tambang-Tambang Rakyat.
Mengutamakan Rakyat setempat sebagai fihak yang diuntungkan.
14.Dsb..................


Nah, Para Capres dan Caleg-Caleg yth, silahkan adu Program dan Jelaskan Pendiskripsiannya pada Rakyat bagaimana cara mewujudkannya. Buatlah Dunia Terhenyak dan Terbelalak Kagum dengan DEMOKRASI buah REFORMASI kita, bukan "DEMOCRAZY" ALA INDONESIA...

Semoga